Apa Perbedaan Serangan Jantung, Henti Jantung, dan Gagal Jantung
Terdapat banyak permasalahan jantung yang telah tercatat secara medis. Masyarakat umum mungkin akan sulit membedakan beberapa diantaranya, padahal penting untuk Anda mengerti apa perbedaan dari masalah-masalah jantung agar dapat segera mengobatinya atau mencegah hal terburuk terjadi. Pada artikel ini kita akan membahas secara sederhana apa perbedaan serangan jantung, henti jantung atau cardiac arrest dan gagal jantung. Ketiga hal ini sebenarnya sangat berbeda, namun mungkin belum banyak yang mengetahui betul apa perbedaannya.
Serangan Jantung (Infark Miokard)
Serangan jantung adalah terhambatnya aliran darah yang menuju ke otot jantung yang disebabkan oleh penumpukan plak timbunan kolesterol dan/atau gumpalan darah sehingga mengganggu fungsi jantung untuk mengalirkan darah, agar lebih mudah dimengerti, serangan jantung berbicara tentang permasalahan sirkulasi aliran darah dari dan ke jantung.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, serangan jantung dapat menyebabkan kerusakan pada otot jantung. Padahal, otot jantung Anda membutuhkan oksigen agar dapat berfungsi dengan baik. Ketika aliran darah terhambat, otot jantung mulai mati karena kekurangan oksigen. Inilah sebabnya mengapa waktu merupakan faktor penting bagi orang yang menderita serangan jantung. Mereka harus segera ditangani oleh tenaga kesehatan profesional agar aliran darah dapat dipulihkan sebelum kerusakan permanen terjadi.
Ciri fisik orang yang terkena serangan jantung adalah nyeri dada, sesak, serta rasa sensasi seperti ditekan atau diremas di dada. Sensasi nyeri juga bisa menyebar ke bagian tubuh lain seperti di lengan kiri, bahu kanan, rahang bawah, punggung, perut bagian atas. Gejala lain yang ditemukan juga seperti berkeringat, mual atau muntah, serta pingsan. Gejala lainnya termasuk berkeringat tiba-tiba, mual, sesak napas, jantung berdebar kencang, irama jantung tidak normal, kehilangan kesadaran, gelisah, dan bibir, tangan, atau kaki kebiruan juga bisa terjadi saat serangan jantung terjadi.
Henti Jantung (Cardiac Arrest)
Henti jantung atau cardiac arrest adalah kondisi dimana terhentinya sirkulasi normal dari darah akibat kegagalan jantung berkontraksi secara efektif.1 Pada henti jantung atau cardiac arrest, jantung berhenti berdetak dan perlu dilakukan CPR (Cardiopulmonary Resuscitation) untuk menghidupkan jantung kembali. CPR adalah prosedur penyelamatan bagi pasien henti jantung atau cardiac arrest yang terdiri dari proses kompresi dada, membuka jalur pernapasan dan memberi nafas buatan.
Jika penyebab serangan jantung adalah masalah sirkulasi, penyebab henti jantung atau cardiac arrest adalah masalah kelistrikan jantung yang dipicu oleh gangguan irama jantung. Sebagian besar serangan jantung tidak menyebabkan henti jantung atau cardiac arrest, namun, ketika henti jantung atau cardiac arrest terjadi, serangan jantung adalah penyebab umum.
Penting untuk diingat bahwa tindakan penyelamatan terbaik atau golden time bagi korban henti jantung atau cardiac arrest adalah pada 10 menit pertama. Karena saat jantung berhenti berdetak, aliran darah dan oksigen terputus ke organ vital, termasuk otak dan paru-paru. Jika lewat dari 10 menit dan belum dilakukan pertolongan, maka sel-sel di dalam otak akan mati dan dapat menyebabkan kematian pada pasien. Hal tersebut terjadi karena saat aliran darah terhenti, maka hal itu mencegah oksigen untuk mengalir ke otak korban. Data statistik mengungkapkan, angka keselamatan pasien saat dilakukan CPR di 3-5 menit pertama mencapai 30%. 2
Gejala atau ciri fisik sebelum henti jantung atau cardiac arrest, seperti:
Nyeri dada
Kelelahan
Pusing Kepala
Sesak Napas
Tubuh terasa lemah
Muntah
Henti jantung atau cardiac arrest ditandai dengan pingsan/collapse, tidak bernafas dan tidak terasa nadi.
Gagal Jantung (Heart Failure)
Gagal jantung adalah kondisi ketika otot jantung melemah, sehingga tidak dapat memopa darah yang cukup ke seluruh tubuh. Ketika jantung berdetak, ia memompa darah dengan jumlah tertentu, jika seseorang mengalami gagal jantung, pepompaan tersebut menjadi kurang efisien dan tidak mampu mengatasi tekanan jantung yang mengakibatkan pemompaan darah lebih sedikit. Ini tidak berarti bahwa jantung akan berhenti bekerja setiap saat. Itu hanya berarti jantung tidak bekerja seperti seharusnya. Secara sederhana, gagal jantung merupakan permasalahan mekanis pemompaan jantung.
Pada tahap awal gagal jantung, mungkin tidak ada gejala. Ketika gejala gagal jantung berkembang dan mulai muncul, biasanya ditandai dengan penambahan berat badan, mual, dan lainnya yang biasanya tidak berhubungan dengan jantung. Gejala gagal jantung lain termasuk:
Batuk kering, batuk, terutama saat berbaring
Kebingungan, kantuk, dan disorientasi pada orang tua
Pusing, pingsan, kelelahan atau kelemahan
Penumpukan cairan, biasanya di kaki, pergelangan kaki dan kaki
Peningkatan buang air kecil di malam hari
Mual, pembengkakan perut, nyeri tekan atau nyeri yang mungkin diakibatkan oleh cairan dalam tubuh dan cadangan darah di hati
Napas cepat
Kulit kebiruan
Perasaan cemas, gelisah dan mati lemas
Sesak napas dan paru-paru tersumbat
Masalah pernapasan mirip asma 3
Gagal jantung adalah kondisi serius, dan biasanya tidak ada obatnya. Tetapi banyak orang dengan gagal jantung menjalani kehidupan seperti biasa dan menyenangkan sambil menjaga kondisinya dengan obat-obatan serta perubahan gaya hidup sehat. Dukungan yang diberikan oleh keluarga dan kerabat terdekat juga akan sangat membantu penderita gagal jantung.
Sumber:
Jameson, J. N. St C.; Dennis L. Kasper; Harrison, Tinsley Randolph; Braunwald, Eugene; Fauci, Anthony S.; Hauser, Stephen L; Longo, Dan L. (2005). Harrison's principles of internal medicine. New York: McGraw-Hill Medical Publishing Division
CPR Statistic American Heart Association. Diakses tanggal 2007-06-14