Pihak penolong (bystanders) memastikan tidak adanya denyut nadi dan nafas pada korban, setelah itu mengambil alat Automated External Defibrillator (AED) dan melakukan tindakan cardiopulmonary resuscitation (CPR) atau dikenal juga dengan resusitasi jantung paru (RJP) pada korban, dan pemberian shock listrik berdasarkan rekomendasi dari alat AED.
Sedangkan henti jantung mendadak (sudden cardiac arrest) terjadi dikarenakan malfungsi sistem kelistrikan di jantung yang menyebabkan berhentinya aliran darah ke seluruh tubuh, terutama organ vital yakni otak. Tidak seperti serangan jantung, biasanya henti jantung mendadak terjadi tanpa adanya tanda dan gejala sebelumnya serta pasien mengalami ketidaksadaran.
Kata AED merupakan akronim yang memiliki kepanjangan Automated External Defibrillator. Alat AED merupakan perangkat portable yang dapat menganalisa dan mendeteksi cardiac aritmia pada henti jantung mendadak melalui elektroda pads dan bisa mengalirkan kejutan listrik/shock ketika jantung berhenti berdetak sehingga irama jantung kembali normal. Proses ini dikenal dengan defibrilasi.
Kesempatan bertahan hidup saat kejadian henti jantung mendadak berkurang 8-10% setiap menit yang terlewati tanpa dilakukukannya tindakan resusitasi jantung paru (cardiopulmonary resuscitation) yang adekuat dan pemberian shock menggunakan perangkat AED.
Dikarenakan perangkat Automated External Defibrillator (AED) diproduksi oleh berbagai perusahaan yang berbeda dengan merk/brand yang berbeda pula, terdapat beberapa perbedaan dalam mengoperasikannnya. Namun secara umum, terdapat persamaan utama yakni menekan tombol ON, dan mengikuti pentunjuk teks dan audio yang terdengar dari perangkat AED.
Alat AED akan menganalisa dan menentukan apakah korban henti jantung mendadak (sudden cardiac arrest) membutuhkan kejutan listrik/shock atau tidak, apabila diperintahkan oleh perangkat AED, operator/penolong (bystanders) bisa menekan tombol SHOCK, namun apabila dari hasil analisa tidak diperlukan shock, maka tindakan resusitasi jantung paru (RJP) atau dikenal juga dengan cardiopulmonary resuscitation (CPR) perlu dilakukan.
Untuk meminta penawaran harga (quotation) Automated External Defibrillator (AED) dengan brand ZOLL, silahkan menghubungi kami PT. Kurnia Teknologi Indonesia (KTI) via email di info@kurniateknologi.com, hubungi kami via telpon 021-658-38222 Ext 203 (Pak Ady), WhatsApp 0811-8111-703 (Pak Ady) atau isi pertanyaan Anda melalui link berikut ini: https://www.kurniateknologi.com/hubungi-kami/
SMART UV bermanfaat untuk membunuh atau menonaktifkan bakteri, virus, jamur dan tungau di permukaan benda serta udara di ruangan dengan menggunakan Ultraviolet C (UV-C) yang memiliki panjang gelombang 253 nm sehingga mampu manghancurkan asam nukleat DNA atau RNA mikroorganisme sehingga tidak bisa bereplikasi dan mengalami kematian.
Penggunaan lampu Ultraviolet C (UV-C) untuk mendisinfeksi berbagai peralatan sudah dipraktikkan sejak lama yakni sejak abad ke-20, terutama penggunaan di fasilitas kesehatan seperti rumah sakit. SMART UV dirancang untuk dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari seperti di area rumah, perkantoran, sekolah, kantin, pabrik, toko hewan dan berbagai area lainnya.
Spektrum radiasi ultraviolet dikelompokkan menjadi 8 berdasarkan standar ISO 21348:
Ultraviolet A (UV-A) : Memiliki panjang gelombang 400-315 nm, tidak diserap oleh lapisan ozon di atmosfer hingga sebagian besar yakni 95% lolos hingga permukaan bumi, UV-A mampu menembus lapisan kulit epidermis dan menyebabkan penuaan kulit. Beberapa tanda yang muncul, yakni keriput dan noda hitam. Produk lampu UV-A yang dibuat oleh industri biasanya dikenal dengan blacklight yang biasanya kita temukan sebagai lampu untuk membuat kulit lebih coklat (tanning lamp).
Ultraviolet B (UV-B) : Memiliki panjang gelombang 315-280 nm, sebagian besar diserap oleh lapisan ozon di atmosfer dan hanya sebagian kecil yang mencapai permukaan bumi. UV-B hanya mampu mengenai permukaan kulit epidermis, UV-B memiliki manfaat kesehatan ketika tubuh mendapat asupan cahaya yang cukup ketika berjemur sekitar 5-15 menit dengan mendorong produksi vitamin D di dalam tubuh, namun apabila mendapat paparan yang berlebihan bisa menyebabkan kulit terbakar.
Ultraviolet C (UV-C) : Memiliki panjang gelombang 280-100 nm, lampu jenis ini banyak di produksi dalam skala industri sebagai lampu pembunuh atau penonaktif bakteri, virus dan jamur (germicidal) dengan merusak struktur DNA atau RNA mikroorganisme tersebut. SMART UV merupakan salah satu lampu ultraviolet C (UV-C) dengan panjang gelombang 253 nm yang memiliki kemampuan mambunuh dan menonaktifkan bakteri, virus, jamur serta tungau tanpa menghasilkan efek gas ozon.
Terdapat jenis lainnya yakni near ultraviolet (NUV) 400-300 nm; middle ultraviolet (MUV) 300-200 nm; far ultraviolet (FUV) 200-121 nm; vacuum ultraviolet (VUV) 200-10 nm dan extreme ultraviolet (EUV) 121-10 nm. Berbagai kelompok ultraviolet ini berada di luar angkasa dan tidak menembus permukaan bumi.
SMART UV bermanfaat untuk membunuh atau menonaktifkan bakteri, virus, jamur dan tungau di permukaan benda serta udara di ruangan dengan menggunakan Ultraviolet C (UV-C) yang memiliki panjang gelombang 253 nm sehingga mampu manghancurkan asam nukleat DNA atau RNA mikroorganisme sehingga tidak bisa bereplikasi dan mengalami kematian.
Penggunaan lampu Ultraviolet C (UV-C) untuk mendisinfeksi berbagai peralatan sudah dipraktikkan sejak lama yakni sejak abad ke-20, terutama penggunaan di fasilitas kesehatan seperti rumah sakit. SMART UV dirancang untuk dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari seperti di area rumah, perkantoran, sekolah, kantin, pabrik, toko hewan dan berbagai area lainnya.
Berdasarkan tes rate sterilisasi yang dilakukan oleh Gmicro Testing sesuai dengan standar China National Accreditation Service for Conformity Assessment berikut hasil tes mikrobiologi menggunakan SMART UV:
Escherichia colli 99,42%
Staphylococcus aureus 99,42%
Candida albican 99,09%
Aspergillus niger 97,73%
Mucor mucedo 88,00%
Penicillium citrinum 99,15%
Terdapat berbagai spesies coronavirus yang dapat menyebabkan sakit pada manusia baik ringan maupun berat.
Jenis spesies coronavirus yang diketahui dapat menyebabkan gejala klinis ringan pada manusia adalah:
Human Coronavirus OC43 (HCoV-OC43)
Human Coronavirus HKU1 (HCoV-HKU1)
Human Coronavirus 229E (HCoV-229E)
Human Coronavirus NL63 (HCoV-NL63)
Jenis spesies coronavirus yang dapat menyebakan gejala klinis berat pada manusia adalah:
Middle East Respiratory Syndrome Related Coronavirus (MERS-CoV)
Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus (SARS-CoV)
Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2 (SARS-CoV-2) yang menyebabkan penyakit COVID-19
Sinar Ultraviolet C (UV-C) terbukti secara ilmiah mampu membunuh atau menonaktifkan berbagai spesies coronavirus termasuk jenis Novel Coronavirus 2019 yang menyebabkan penyakit COVID-19. Penyakit ini pertama kali merebak di Wuhan, Cina hingga menyebar ke seluruh dunia dan menjadi pandemi. Berikut hasil penelitian tentang keefektifan sinar Ultraviolet C (UV-C) dalam membunuh coronavirus serta berbagai jenis bakteri, virus dan jamur lainnya:
Ultraviolet Germicidal Irradiation: Possible Method for Respirator Disinfection to Facilitate Reuse during COVID-19 Pandemic – Journal of the American Academy of Dermatology – 1 April 2020 – https://bit.ly/3e5GFbR
Inactivation of Three Emerging Viruses: Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus, Crimean Congo Haemorrhagic Fever Virus and Nipah Virus in Platelet Concentrates by Ultraviolet C Light and in Plasma by Methylene Blue Plus Visible Light – The International Journal of Transfusion Medicine – 12 January 2020 – https://bit.ly/3bX0SyO
Response and Operating Room Preparation for the COVID-19 Outbreak: A Perspective from the National Heart Centre Singapore – Journal of the Cardiothoracic and Vascular Anesthesia – 29 March 2020 – https://bit.ly/34kxQGY
Disinfection Effect of Short-wave Ultraviolet Radiation (UV-C) on African Swine Fever Virus in Water – Journal of Infection – 20 February 2020 – https://bit.ly/2UQ65CP
Review of the Efficacy of UVC for Surface Decontamination – Journal of Nature and Science of Medicine – 25 August 2019 – https://bit.ly/2Rj7Tlv
UVC LED Irradiation Effectively Inactivates Aerosolized Viruses, Bacteria, and Fungi in a Chamber-Type Air Disinfection System – Journal of Applied and Environmental Microbiology (American Society of Microbiology) – 17 August 2018 – https://bit.ly/2Xiu7rG
Inactivation of Ebola Virus and Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus in Platelet Concentrates and Plasma by Ultraviolet C Light and Methylene Blue Plus Visible Light – The Journal of AABB Transfusion – 6 May 2018 – https://bit.ly/3dYQfxg
Inactivation of the Coronavirus that Induces Severe Acute Respiratory Syndrome SARS-CoV – Journal of Virological Methods – 1 October 2004 – https://bit.ly/2RkhDMo
Metode 1
Tekan tombol start/ON pada kabel lampu, perangkat SMART UV akan menyala dan akan mulai melakukan proses disinfeksi.
Tinggalkan ruangan dengan segera setelah lampu menyala tidak lebih dari 30 detik.
Setelah proses disinfeksi yang diinginkan tercapai, tekan tombol OFF pada remote control.
Rekomendasi untuk ukuran ruangan sebesar 10 m2 membutuhkan durasi disinfeksi selama 10 menit, ruangan yang lebih besar seperti yang berukuran 30 m2 direkomendasikan selama 30 menit. SMART UV mampu menjangkau hingga 60 m2.
Buka jendela, pintu atau sistem ventilasi selama 5 menit untuk menghilangkan bau hasil oksidasi dan kerusakan DNA & RNA mikroorganisme (pyrimidine dimer formations) yang ada di ruangan.
Metode 2
Tekan tombol start/ON pada kabel lampu, perangkat SMART UV akan menyala.
Tekan tombol OFF pada remote control, perangkat SMART UV akan mati.
Bersiap untuk meninggalkan ruangan.
Tekan tombol ON pada remote control.
Pilih durasi proses disinfeksi pada remote control yakni 15 menit, 30 menit, 60 menit.
Rekomendasi untuk ukuran ruangan sebesar 10 m2 membutuhkan durasi disinfeksi selama 10 menit, ruangan yang lebih besar seperti yang berukuran 30 m2 direkomendasikan selama 30 menit. SMART UV mampu menjangkau hingga 60 m2.
Lampu akan otomatis mati sesuai durasi waktu yang telah dipilih di remote control.
Buka jendela, pintu atau sistem ventilasi selama 5 menit untuk menghilangkan bau hasil oksidasi dan kerusakan DNA & RNA mikroorganisme (pyrimidine dimer formations) yang ada di ruangan.
Untuk meminta penawaran harga (quotation) SMART UV Germicidal Table Light, silahkan menghubungi kami PT. Kurnia Teknologi Indonesia via email di info@kurniateknologi.com, hubungi kami via telpon 021-658-38222 Ext 203 (Pak Ady), WhatsApp 0811-8111-703 (Pak Ady), Instagram @smartuvindonesia atau isi pertanyaan Anda melalui link berikut ini: https://www.kurniateknologi.com/contact/
Kami menerima pembayaran via transfer bank yang akan kami tentukan bank dan nomer rekeningnya pada email yang akan kami kirimkan ke calon konsumen.
SMART UV yang Anda beli mendapatkan masa garansi selama 6 bulan sejak tanggal pembelian. Syarat dan Ketentuan Garansi:
Garansi berlaku untuk kerusakan yang disebabkan oleh kesalahan produksi. Garansi tidak berlaku untuk kerusakan akibat kesalahan pemakaian, keausan atau kondisi di lapangan.
Garansi tidak berlaku apabila produk telah dibongkar atau diperbaiki oleh pihak lain yang bukan dari PT. Kurnia Teknologi Indonesia.